Untuk mendorong kuliner Indonesia mendunia, Kementerian Kebudayaan menggelar diskusi bareng para pegiat gastronomi Nusantara. Acara ini digagas karena belum adanya narasi kolektif yang mampu menempatkan gastronomi Indonesia sebagai produk budaya bernilai tinggi di mata dunia.

Lewat forum ini, pemerintah, pelaku industri, dan komunitas gastronomi duduk bareng menjajaki pola kerja sama yang lebih terarah untuk mendorong promosi kuliner Indonesia secara lebih luas dan terpadu.

Dalam kesempatan itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan apresiasinya kepada para pakar yang telah mendorong kemajuan gastronomi Nusantara. Ia menekankan bahwa kekayaan cita rasa kuliner Indonesia merupakan warisan sejarah yang terbentuk melalui tiga fase penting dalam perjalanan pangan.

"Pertama adalah fase lokal, berbasis bahan dan teknik lokal seperti fermentasi, pembakaran kukusan daun pisang. Kedua, fase multikultural dengan masuknya pengaruh India, Arab, Tiongkok, Persia, hingga Eropa. Ketiga, fase kontemporer melalui tren global dispora," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Kamis (17/4/2025).

Fadli menyampaikan hal itu saat membuka diskusi yang digelar di Aula Gedung A lantai 2, Kompleks Kementerian Kebudayaan, pada Rabu (16/4).

"Kita memandang pentingnya gastronomi sebagai bagian dari strategi pemajuan kebudayaan, sebagaimana diamanatkan di Pasal 32 UUD 1945 dan UU No 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, serta UU No 18 tahun 2012 tentang pangan." tambah Fadli.