Soekarno Mulyo, atau yang lebih dikenal sebagai Bung Tomo, lahir di Surabaya pada 7 November 1920. Ia tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan semangat patriotisme, di mana sejak kecil sudah menyaksikan dampak penjajahan Belanda terhadap rakyat. Pendidikan dasarnya ditempuh di Sekolah Rakyat, dan di masa muda, Bung Tomo mulai menaruh minat besar pada politik dan jurnalistik, serta terlibat aktif dalam organisasi pemuda. Pemikirannya sangat dipengaruhi oleh ide-ide kemerdekaan dan hak asasi manusia.

Bung Tomo adalah tokoh yang sangat dikenal melalui perannya dalam Pertempuran Surabaya pada tahun 1945. Sebagai seorang orator yang berbakat, pidato-pidato Bung Tomo berhasil menggugah semangat para pejuang untuk bertahan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman kembalinya penjajah Belanda. Keberaniannya saat memimpin rakyat Surabaya dalam perlawanan yang heroik ini mengukuhkan namanya sebagai pahlawan nasional, simbol keberanian, dan perlawanan rakyat Indonesia.

Selain perjuangannya di medan tempur, Bung Tomo juga mencintai seni, terutama teater dan musik, yang sering ia gunakan sebagai alat untuk menyebarkan pesan perjuangan dan membangkitkan semangat nasionalisme.

Pada 7 Oktober 1981, Bung Tomo wafat di Jakarta akibat sakit. Namun, dedikasi dan pengaruhnya tetap dikenang oleh generasi berikutnya. Salah satu kutipannya yang terkenal adalah, "Saya tidak takut mati, yang saya takuti adalah mati tanpa berjuang," sebuah pesan yang mencerminkan tekad dan komitmennya yang besar untuk Indonesia.

Bung Tomo adalah sosok yang tak tergantikan dalam sejarah perjuangan Indonesia. Semangat dan keberaniannya dalam mempertahankan kemerdekaan menjadikannya sebagai inspirasi abadi bagi seluruh bangsa.